Senin, 12 Oktober 2020

Menulis Itu Mudah


Menulis Itu Mudah

Apa benar menulis itu mudah? Bagi penulis profesional menulis tidak menjadi masalah. Ibarat ala bisa karena biasa. Sesuatu dikerjakan karena kebiasannya. Sudah terbiasa menulis sehingga dalam mengungkapkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tulisan tidak menjadi masalah. Berbeda dengan penulis pemula menulis merupakan momok yang menakutkan. Ide-ide sudah ada dalam pikiran tetapi untuk mengungkapkan dalam bentuk tulisan sulitnya minta ampun, Baru menulis satu atau dua tulisan sudah berhenti di tengah jalan.

 Berbekal moto, carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Semakin banyak ilmu, kita tidak akan pernah menyalahkan orang lain. Dia akan berpikir dengan bijaksana, berpikir dengan akal budi. Sebelum bertindak akan dipikir dulu untung dan ruginya. Positif tingking selalu dikedapankan. Ini penting untuk penulis pemula belajar dan belajar agar mendapatkan ilmu sebanyak banyaknya tentang menulis. Jangan pernah memandang rendah orang yang memberi ilmu, tatapi resapilah apa yang beliau sampaikan. Kunci beberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat ingin belajar, memotivasi diri, kemauan untuk bisa menulis, usaha yang maksimal dan konsisten. Sebagai orang beriman jangan lupa memohon kemudahan, bimbingan, kesehatan dan kecerdasan supaya diberi kemudahan dalam mengungkapkan ide-ide dan pengalamannya dalam bentuk tulisan. Tak kalah penting trik selanjutnya mencari teman yang bisa menginspirasi, mendorong, dan memberi semangat. 

Keterampilan menulis perlu latihan. Menurut  Ya' Dedi Suhendi latihan menulis dapat diawali dengan cara :

1. Menuliskan tulisan pendek, kegelisahan, sesuatu yang disukai atau minat,   pengalaman, keahlian, dan minat.

2.     Menuliskan opini satu paragraf, dua paragraf atau tiga paragraf. Hari beikutnya bisa   ditambah satu paragraf lagi. Hingga menemukan identitas menulis dan menemukan   apa yang ingin disampaikan ke adalam lmbaran-lembaran.

3.    Kursus. Apabila kursus tidak nyaman, bisa dilakukan sendiri. Keuntungan menulis secara pribadi memberikan rasa kepuasan diri. Jiwa di dalam diri lebih bebas, terhindar dari rasa takut baik itu takut karena aturan baku dan ketat. Karena salah satu kunci sukses menulis buku adalah mengabaikan segala aturan yang mengikat yang justru melemahkan semangat menulis. Berbeda jika dari awal tidak terbangun semangat dan terbelenggu dengan aturan. Sudah dapat dipastikan sebelum menuliskan lembar kedua, sudah berhenti di tangah jalan.

4.  Menulis itu semudah update status. Kita tanamkan dalam diri bahwa menulis itu mudah, semudah update status. Misalnya, dari sebuah pengalaman. Saat kita menulis status, apa yang kita tuliskan berdasarkan apa yang kita rasakan. Entah itu perasaan tentang diri kita sendiri, tentang penilaian terhadap orang lain atau karena bacaan, tontonan yang baru kita baca atau lihat. Apapun pengalaman yang telah kita alami pada hari ini, kita tulis saja. Gunakan teknologi untuk menyimpannya. Bisa di laptop, hp, blog, facebook, dan sebagainya.

5.     Menulis itu semudah mendiskripsikan apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan. Menulis itu tidak selalu muluk-muluk dan tidak terlalu rumit. Menulis itu sesederhana yang kita lihat, Menarinya objek yang diperlihatkan hanya satu. Namun, sudut pandang penulisannya bisa berbeda dari penulis yang satu dengan penulis lainnya.

6.    Menentukan topik tulisan. Saat memulai menulis hal umum yanmg dirasa sulit adalah menentukan tulisan. Pemilihan topik bisa kita pilih berdsarkan “minat”. Anggap saja, penentuan topik kita ambil sesuai dengan minat kita. Bisa juga dimulai dari menulis topik tentang kehidupan diri kita sendiri. Barangkali, justru lebih menjiwai. Siapa tahu, hasil dari corat-coret curahan hati, bisa menjadi novel. Bukankah, di dunia ini banyak ketidakpastian? Termasuk ketidakpastian nasib tulisan kita. Karena buku-buku best seller meledak dari karya iseng-iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya.

7.  Membaca surat kabar. Ketika kita membaca surat kabar, ada satu paragraf yang menarik hati. Hal yang menarik tersebut bisa dicatat, kemudian bisa ditambah gagasan, ide, sanggahan, dan menambah data lain yang diperoleh. Dari data-data tersbut, cukup tuliskan per kalimat di bawahnya. Setelah semua gagasan, ide, dan yang ingin disampaikan sudah tertulis berbaris-baris, tidak salahnya untuk keluar sejenak. Minum kopi atau teh. Setelah merasa lebih rilek, bisa melanjutkan dengan menambah kalimat penjelas di belakang poin-poin yang tadi tertulis. Kunci dari semua itu, tergantung kreativitas kita mengarahkan tema dan topik bahasan.

8.    Menulis harus punya tujuan. Misalnya, menulis tujuaannya umtuk ekspresi diri, untuk naik pangkat, hobi, dan sebagainya. Dengan tujuan tersebut, pasti segala cara akan kita gunakan. Dalam menulis, tulisan yang kita tulis harus punya roh dan perlu penghayatan. Ide yang biasa-biasa, apabila dikemas dengan penghayatan dan penjiwaan. Pembaca yang membaca tulisan kita akan muncul emosinya. Emosi dalam menulis menjadi penarik rasa ketertarikan. Tulisan yang ditulis dengan penghayatan, mampu menghidupkan sebuah tulisan.  Contoh tulisan dengan penghayatan:

a.   Gadis berambut panjang yang selalu mengintai dalam keraguan. Ia ingin selalu memergoki setiap derap langkah pejalan kaki di hadapannya. Keinginannya itu seakan terpancar di raut wajah yang kusam dan lugu. Ia hanya akan mengharap belas kasihandari sang dermaan.

b. Dia berjalan mondar-mandir. Sambil menyepak-nyepak kerikil yang ada di depannya. Sebentar-sebentar jongkok, sebentar-sebentar berdiri. Lama ia menatap ke arah depan seolah-olah ada sesuatu yang menusuk-nusuk hatinya. Berdebar dan gelisah menunggu seseorang yang lama dinantinya.

    Contoh tulisan tanpa penghayatan :

a.        Gadis itu mengharap belas kasihan orang-orang yang berjalan kaki di depannya.

b.       Dia menunggu lama seseorang yang dinantinya.

Dari contoh di atas, terlihat perbedaannya. Aturan penghayatan penting sekali selama pengarapan sebuah tulisan. Baik pengarapan sebuah buku ajar, buku fiksi, buku motivasi, dan sebagainya. Butuh yang namanya impresi dan seni. Cara tersebut dapat diperoleh dengan banyak cara kreatif. Cara kreatif banyak sekali. Di mana setiap orang pasti memiliki kreatif sendiri. 

 

Ternyata menulis itu membutuhkan kerja keras sehingga menghasilkan tulisan yang baik. Perlu roh dan penghayatan sehingga pembaca terbawa emosinya. Semua itu perlu latihan dan belajar. Sehingga menulis itu mudah tidak terbatas hanya dalam bentuk slogan tetapi diwujudkan dengan menghasilkan karya-karya yang dapat dibaca dan diminati orang banyak.

 


















        

  

1 komentar:

  1. Kenapa paragrafnya putus-putus ya pak di layar hp saya. Tapi tetap mantap pak

    BalasHapus

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang ...