Kamis, 10 Desember 2020

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang kegagalan sebagai akhir dari segalanya seharusnya diubah. Banyak orang yang dulunya pernah gagal kemudian bangkit dan menjadi orang sukses. Sikap pantang menyerah dan terus berusaha membuat mereka bisa selangkah demi selangkah maju dan meraih kesuksesan. Pandanglah kegagalan itu sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh untuk meraih kesuksesan.

Banyak pula orang mempunyai pola pikir menyatakan bahwa kegagalan adalah hal yang tidak seharusnya didapatkan. Hal inilah yang membuat mereka tidak berani untuk memulai kembali, sebab takut dengan resiko gagal yang mungkin terjadi lagi. Namun, ketika kita memiliki pola pikir untuk selalu meraih kesuksesan, maka kesuksesan tersebut akan datang meski perlahan.

Kisah inspiratif ini dapat menjadi motivasi kita untuk bangkit. Ketika suatu saat kita gagal, jangan lantas sibuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Hentikan menaruh pemikiran negatif yang justru membuat kita semakin terpuruk. Berlarut dalam kegagalan, sama saja membuang waktu sia-sia. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pendorong untuk meraih kesuksesan. Hal ini pernah dialami Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. guru SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia. Beliau sekarang Ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Gunungkidul dan duta rumah belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Perjalanan kariernya pasang surut penuh liku, masa lalu yang selalu mengalami kegagalan dan terpinggirkan. Orang tuanya yang berprofesi sebagai guru SD sangat disiplin dalam membimbing dan selalu mangawasinya dalam belajar. Rangking satu selalu diraihnya ketika sekolah di SD. Namun, bertolak belakang saat SMP maksimal rangking 24 dari 44 siswa dalam satu kelas. Bahkan, pernah mendapat rangking 43, 41, dan 39. Aapalagi ketika di SMA rangkingnya jauh dari harapannya. Maksimal rangkingnya 8 dan lainnya di atas rangking 20.

Memasuki masa-masa sulit dialami Bapak Sigit Suryono ketika kuliah S1 Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta.  Kuliah ditempuh selama 7 tahun pernah dapak IPK 1,28 dan hampir di DO. Setelah selesai S1 melanjutkan ke S2 mengambil jurusan Teknologi Pendidikan. Inilah era baru bagi Bapak Sigit Suryono karena terjadi perubahan yang begitu luar biasa. Kuliah S2 bisa diselesaikan dalam aktu 33 bulan dengan IPK 3,8 dengan hasil cumlaude. Saat itulah merubah cara pikir dan pandangaannya. Orang akan sukses jika fokus dan senang dengan apa yang dia kerjakan. Orang akan sukses jika fokus pada bidang yang bisa ditekuni dan dilakukan terus menerus.

Pengalaman gagal disaat sekolah sampai kuliah S1 benar-benar membekas dan mempengaruhi cara mengajarnya pada siswanya. Beliau tidak membeda-bedakan siswa karena prestasi akademiknya. Beliau cenderung sebagai motivator mereka agar anak didiknya berhasil dalam hidupnya. Saat megajar inilah pengalamannya bertambah dan sering melakukan kolaborasi dengan siswanya untuk melakukan riset tentang pembuatan media maupun tentang berbagai model pembelajaran.

Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. pertama kali memiliki kenangan, saat mengikuti kompetisi simposium tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesertanya semua Pengurus MGMP semua mata pelajaran, sedangkan Beliau guru baru yang mendapat tugas untuk mengikuti kompetisi tersebut menggantikan guru di sekolahnya yang mengundurkan diri.

Pengalaman bertemu orang-orang hebat waktu simposium Beliau gunakan untuk belajar. Beliau banyak membuat catatan kecil bagaimana orang berbicara, presentasi, menyampaikan ide, pemikiran dan gagasan ilmiah dalam kegiatan tersebut. Dalam simposium tersebut Beliau masuk peringkat terakhir dari semua peserta lomba untuk mata pelajaran IPA.

Tahun-tahun berikutnya dari tahun 2006 sampai tahun 2015, Beliau selalu mengikuti berbagai lomba tingkat nasional. Ada tujuh kali lomba nasional yang Beliau ikuti, dan hasilnya selalu gagal atau kalah. Setiap even lomba yang Beliau ikuti selalu dicatat kenapa “gagal” baik dari sisi presentasi, fokus presentasi, cara presentasi, dan membuat presentasi yang efektif.

Baru pada tanggal 22 November 2015 Beliau ketika mengikuti lomba guru berprestsi, terpilih menjadi juara 1 guru berprestasi tingkat nasional. Tahun 2018 menjadi Duta Rumah Belajar Terinteraktif, Duta Sains Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( PPPPTKIPA ) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta. Kado terindah juga Beliau terima ketika di ulang tahunnya ke-44, tepatnya tanggal 20 November 2020 termasuk 5 besar guru inovatif yang diselenggakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akhirnya kegagalan berbuah kesuksesan.

Orang-orang hebat selalu ingin belajar, belajar, dan belajar. Prestasi bukanlah suatu tujuan. Namun, prestasi akan didapatkan oleh setiap orang yang telah bekerja dengan maksimal dan terus berusaha memperbaiki diri setiap saat. Prestasi yang paling utama bukan ditunjukkan oleh predikat-predikat yang kita sandang. Namun, prestasi yang hakiki adalah bagaimana kita menjadi sosok yang bisa mengispirasi anak didik kita sehingga suatu saat mereka akan sukses dalam bidangnya masing-masing.

Untuk memunculkan motivasi berprestasi yang diperlukan adalah cari model inspirator, bisa dari Kepala Sekolah, rekan guru yang sukses, Ketua MGMP, atau orang di sekitar kita yang sukses. Kunci keberhasilan untuk meraih prestasi menurut Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. yaitu :

  1. Pelajari pedoman guru berprestasi tiga tahun sebelum mengikuti seleksi guru berprestasi.
  2. Siapkan potofolio terakhir sesuai dengan pedoman guru tersbut
  3. Buat penelitian atau best practise sesuai dengan petunjuk diportofolio.
  4. Buat vidio pembelajaran terbaik selama tiga tahun terakhir.
  5. Belajarlah empat kompetensi guru.
  6. Buat presentasi seasuai dengan buku pedoman guru berprestasi.

Kita sebagai guru kisah perjalanan Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd.dapat kita jadikan motivasi dan inspirasi dalam menapaki dunia pendidikan agar menjadi guru yang berprestsi. Kegagalan bukan akhir dari segala-galanya. Ternyata kegagalan berbuah kesuksesan. Dengan sering membaca, berbagi pengalaman, berbagi masalah, dan sering mengamati karya-karya rekan guru lain lewat media online bisa digunakan untuk solusi kita dalam mengatasi kegagalan. Hikmah dari kegagalan dapat dimanfaatkan untuk memotivasi siswa agar mereka tidak rendah diri. Kegagalan yang kita alami dapat dijadikan contoh gagal diawal dan berhasil mendapat prestasi dikemudian hari. Intinya keberhasilan ditentukan oleh seberapa besar usaha yang telah kita lakukan, semakin berusaha keras suatu saat akan menikmati hasilnya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang ...