Selama
ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola
pikir yang memandang kegagalan sebagai akhir dari segalanya seharusnya diubah.
Banyak orang yang dulunya pernah gagal kemudian bangkit dan menjadi orang
sukses. Sikap pantang menyerah dan terus berusaha membuat mereka bisa selangkah
demi selangkah maju dan meraih kesuksesan. Pandanglah kegagalan itu sebagai
kesempatan untuk belajar dan tumbuh untuk meraih kesuksesan.
Banyak
pula orang mempunyai pola pikir menyatakan bahwa kegagalan adalah hal yang
tidak seharusnya didapatkan. Hal inilah yang membuat mereka tidak berani untuk
memulai kembali, sebab takut dengan resiko gagal yang mungkin terjadi lagi. Namun,
ketika kita memiliki pola pikir untuk selalu meraih kesuksesan, maka kesuksesan
tersebut akan datang meski perlahan.
Kisah
inspiratif ini dapat menjadi motivasi kita untuk bangkit. Ketika suatu saat
kita gagal, jangan lantas sibuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain.
Hentikan menaruh pemikiran negatif yang justru membuat kita semakin terpuruk. Berlarut
dalam kegagalan, sama saja membuang waktu sia-sia. Jadikanlah kegagalan itu
sebagai pendorong untuk meraih kesuksesan. Hal ini pernah dialami Bapak Sigit
Suryono,S.Pd.,M.Pd. guru SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia. Beliau
sekarang Ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Gunungkidul dan duta rumah belajar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Perjalanan
kariernya pasang surut penuh liku, masa lalu yang selalu mengalami kegagalan
dan terpinggirkan. Orang tuanya yang berprofesi sebagai guru SD sangat disiplin
dalam membimbing dan selalu mangawasinya dalam belajar. Rangking satu selalu
diraihnya ketika sekolah di SD. Namun, bertolak belakang saat SMP maksimal
rangking 24 dari 44 siswa dalam satu kelas. Bahkan, pernah mendapat rangking
43, 41, dan 39. Aapalagi ketika di SMA rangkingnya jauh dari harapannya.
Maksimal rangkingnya 8 dan lainnya di atas rangking 20.
Memasuki
masa-masa sulit dialami Bapak Sigit Suryono ketika kuliah S1 Pendidikan Fisika
di Universitas Negeri Yogyakarta. Kuliah
ditempuh selama 7 tahun pernah dapak IPK 1,28 dan hampir di DO. Setelah selesai
S1 melanjutkan ke S2 mengambil jurusan Teknologi Pendidikan. Inilah era baru
bagi Bapak Sigit Suryono karena terjadi perubahan yang begitu luar biasa.
Kuliah S2 bisa diselesaikan dalam aktu 33 bulan dengan IPK 3,8 dengan hasil
cumlaude. Saat itulah merubah cara pikir dan pandangaannya. Orang akan sukses
jika fokus dan senang dengan apa yang dia kerjakan. Orang akan sukses jika
fokus pada bidang yang bisa ditekuni dan dilakukan terus menerus.
Pengalaman
gagal disaat sekolah sampai kuliah S1 benar-benar membekas dan mempengaruhi
cara mengajarnya pada siswanya. Beliau tidak membeda-bedakan siswa karena
prestasi akademiknya. Beliau cenderung sebagai motivator mereka agar anak
didiknya berhasil dalam hidupnya. Saat megajar inilah pengalamannya bertambah
dan sering melakukan kolaborasi dengan siswanya untuk melakukan riset tentang
pembuatan media maupun tentang berbagai model pembelajaran.
Bapak
Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. pertama kali memiliki kenangan, saat mengikuti
kompetisi simposium tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesertanya
semua Pengurus MGMP semua mata pelajaran, sedangkan Beliau guru baru yang
mendapat tugas untuk mengikuti kompetisi tersebut menggantikan guru di
sekolahnya yang mengundurkan diri.
Pengalaman
bertemu orang-orang hebat waktu simposium Beliau gunakan untuk belajar. Beliau
banyak membuat catatan kecil bagaimana orang berbicara, presentasi,
menyampaikan ide, pemikiran dan gagasan ilmiah dalam kegiatan tersebut. Dalam
simposium tersebut Beliau masuk peringkat terakhir dari semua peserta lomba
untuk mata pelajaran IPA.
Tahun-tahun
berikutnya dari tahun 2006 sampai tahun 2015, Beliau selalu mengikuti berbagai
lomba tingkat nasional. Ada tujuh kali lomba nasional yang Beliau ikuti, dan
hasilnya selalu gagal atau kalah. Setiap even lomba yang Beliau ikuti selalu
dicatat kenapa “gagal” baik dari sisi presentasi, fokus presentasi, cara
presentasi, dan membuat presentasi yang efektif.
Baru
pada tanggal 22 November 2015 Beliau ketika mengikuti lomba guru berprestsi, terpilih
menjadi juara 1 guru berprestasi tingkat nasional. Tahun 2018 menjadi Duta
Rumah Belajar Terinteraktif, Duta Sains Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( PPPPTKIPA )
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari
Universitas Negeri Yogyakarta. Kado terindah juga Beliau terima ketika di ulang
tahunnya ke-44, tepatnya tanggal 20 November 2020 termasuk 5 besar guru
inovatif yang diselenggakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Akhirnya kegagalan berbuah kesuksesan.
Orang-orang
hebat selalu ingin belajar, belajar, dan belajar. Prestasi bukanlah suatu tujuan.
Namun, prestasi akan didapatkan oleh setiap orang yang telah bekerja dengan
maksimal dan terus berusaha memperbaiki diri setiap saat. Prestasi yang paling
utama bukan ditunjukkan oleh predikat-predikat yang kita sandang. Namun,
prestasi yang hakiki adalah bagaimana kita menjadi sosok yang bisa mengispirasi
anak didik kita sehingga suatu saat mereka akan sukses dalam bidangnya
masing-masing.
Untuk memunculkan motivasi berprestasi
yang diperlukan adalah cari model inspirator, bisa dari Kepala Sekolah, rekan
guru yang sukses, Ketua MGMP, atau orang di sekitar kita yang sukses. Kunci
keberhasilan untuk meraih prestasi menurut Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd.
yaitu :
- Pelajari
pedoman guru berprestasi tiga tahun sebelum mengikuti seleksi guru
berprestasi.
- Siapkan
potofolio terakhir sesuai dengan pedoman guru tersbut
- Buat
penelitian atau best practise sesuai dengan petunjuk diportofolio.
- Buat vidio
pembelajaran terbaik selama tiga tahun terakhir.
- Belajarlah
empat kompetensi guru.
- Buat
presentasi seasuai dengan buku pedoman guru berprestasi.
Kita
sebagai guru kisah perjalanan Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd.dapat kita jadikan
motivasi dan inspirasi dalam menapaki dunia pendidikan agar menjadi guru yang
berprestsi. Kegagalan bukan akhir dari segala-galanya. Ternyata kegagalan
berbuah kesuksesan. Dengan sering membaca, berbagi pengalaman, berbagi masalah,
dan sering mengamati karya-karya rekan guru lain lewat media online bisa
digunakan untuk solusi kita dalam mengatasi kegagalan. Hikmah dari kegagalan
dapat dimanfaatkan untuk memotivasi siswa agar mereka tidak rendah diri. Kegagalan
yang kita alami dapat dijadikan contoh gagal diawal dan berhasil mendapat
prestasi dikemudian hari. Intinya keberhasilan ditentukan oleh seberapa besar
usaha yang telah kita lakukan, semakin berusaha keras suatu saat akan menikmati
hasilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar