Jumat, 04 Desember 2020

Asal Mula Keinginan Menulis


Asal Mula Keinginan Menulis

Menulis merupakan suatu aktivitas yang membosankan oleh sebagian orang. Tetapi ketika seseorang sudah terjun dalam dunia tulis menulis, kita akan merasakan betapa asyiknya menuangkan ide dan pengalaman kita dalam goresan tinta. Dengan menulis, kita juga memperkaya pengetahuan dan memberikan informasi kepada banyak orang. Itulah kenginan yang lama diidam-idamkan Rita Wati, S.Kom. Keinginan itu sudah lama terbesit sejak Beliau menginjakkan kakinya di Yogyakarta tahun 2001. Ketika itu teman indekosnya telah menjadi seorang penulis. Melihat temannya aktif menulis ada sesuatu yang mendorong dalam hatinya untuk ikut menulis. Namun, Beliau tidak tahu harus dimulai dari mana, dan mau menulis apa.

Tahun 2005 kembali terbesit lagi keinginan untuk menulis karena saat Beliau kuliah sering diajak temannya untuk menjaga stand bazar buku. Sambil menjaga stand sambil membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali. Beliau mulai mencoba menulis cerpen dan puncaknya sudah memulai menulis novel sampai terkumpul 80 halaman. Tetapi masih malu untuk menunjukkan karyanya kepada orang lain.

Semasa kuliah temannya sering meminjam komputernya. Untuk menjaga kerahasiaan tulisannya agar tidak dibaca temannya, semua tulisan yang tersimpan di komputernya diberi password. Itulah ketidakpercayaan dirinya saat itu. Karena tidak percaya diri tulisannya dibaca orang lain. Akhirnya Beliau menghakimi dirinya sendiri bahwa bahwa dia tidak bakat menulis.

Sebagai mahasiswa komputer Bu Rita Wati mempunyai keinginan untuk memiliki jejak digital. Kebetulan tahun 2005 blog sudah mulai boming. Akhirnya, dia membuat blog walaupun kalau membuat blog harus pergi ke warnet. Itulah blog pertama dan terakhir karena malas pergi ke warnet. Ternyata tidak terasa sudah lama Bu Rita Wati tidak menulis di blog, karena merasa tidak berbakat menulis.

Keinginan menulisnya muncul lagi sehingga tahun 2011 kembali menulis di blog. Bulan pertama Beliau bisa memposting enam tulisan, bulan berikutnya semakin berkurang hanya tiga tulisan dan blog dia tinggalkan kembali.

Tahun 2013 kurikulum baru dimana mata pelajaran TIK dihapus. Sebagai guru TIK Bu Rita Wati ikut galau sehingga ketika ada lomba English Essay di UNDIKSHA dengan tema Kurikulum 2013. Bu Rita Wati ikut menulis essay walaupun kemampuan bahasa Inggrisnya pas-pasan. Beliau percaya diri yang penting bisa mengungkapkan sesuatu yang menganjal di hati. Jika mata pelajaran TIK dihilangkan akibatnya siswa akan mengalami buta teknologi. Walaupun ada yang mampu menggunakan komputer jumlahnya hanya terbatas.

Dalam lomba tersebut tidak disangka-sangka Beliau menjadi finalis, dimana hampir semua peserta dari guru bahasa Inggris. Itulah prestasinya dalam menulis. Namun, lagi-lagi itulah tulisan terakhirnya hingga benar-benar vakum sampai pandemi datang. Blog yang Beliau miliki ibarat rumah yang telah ditinggal penghuninya sekian lama, penuh dengan sarang laba-laba.

Hikmah dari pandemi datang akhirnya datang juga. Tahun 2020 tepatnya bulan April awal keaktifannya ngeblog. Untuk mengisi materi tetapi hanya bertahan tiga postingan. Penyakit lama kambuh lagi selalu menghantuinya.

Pada tanggal 27 April Beliau mengikuti Webinar dan kebetulan acara dibuka oleh Prof. Unifah Ketua Umum PGRI Pusat. Dalam sambutannya menyampaikan jika ada pelatihan menulis pesertanya dari seluruh Indonesia dan menyinggungpesertanya dari Provinsi Bali masih sedikit. Sejak saat itu Beliau muai tertarik untuk join di grup belajar menulis yang dipelopori Bapak Wijaya Kusuma atau dikenal dengan Omjay. Padahal selama gelombang 1 samap 10 Beliau mendapat link untuk join grup menulis karena Omjay selau mengshare di Group Elearning Guru TIK Bali. Namun, baru bergabung belajar menulis di gelombang 10.

Saat bergabung belajar menulis Beliau sudah telat sehari. Ada kebingungan di hatinya. Ini grup pelatihanya lewat WhatsApp, hanya membaca teks di siang hari pada saat bulan puasa. Sambil jalan melihat teman-temannya memposting tulisannya di grup. Beliau mulai mengerti, jika setiap materi yang disampaikan, peserta harus membuat resume dan posting di blog masing-masing.

Berkat belajar meresume di kelas belajar menulis bersaama Omjay, Bu Rita Wati mulai aktif menulis resume, walaupun bukan materi di kelas belajar menulis. Banyak hadiah yang diterimanya dari mulai buku, termos, dan souvenir lainnya Beliau dapatkan dari acara lain. Bersama berjalannya waktu, sampai kini Bu Rita Wati telah menerbitkan:

  1. Dua buku solo
  2. Satu calon buku duet bareng Prof. Eko dan sudah dinyatakan diterima tanpa revisi oleh Penerbi Andi.
  3. Lima buku antologi, dimana tiga antologi beliau menjadi kurator yaitu The Meaningfull True Stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2.

Banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil perjalanan menulis dari Bu Rita Wati, S.Kom. Banyak hal yang Beliau lalui dengan pasang surut. Berkat kegigihan dan semangatnya untuk menulis dapat kita jadikan motivasi untuk menjadi penulis yang handal. Bagi kita yang tertarik dengan menulis, kita harus tetap berada di komunitas menulis. Dengan berada dikomunitas menulis motivasi kita untuk menulis tetap terjaga.karena pengaruh dari rekan-rekan sesama penulis. Ibarat berteman dengan penjual minyak wangi kita akan kebawa juga wanginya. Kata bijak dai RA Kartini “Nothing is impossible in this world what we look upon today tomorrow may be accomplished fact”. Tidak ada yang mustahil di dunia ini apa yang kita lihat hari ini, besok bisa jadi kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang ...