Asal Mula Keinginan Menulis
Menulis
merupakan suatu aktivitas yang membosankan oleh sebagian orang. Tetapi ketika
seseorang sudah terjun dalam dunia tulis menulis, kita akan merasakan betapa
asyiknya menuangkan ide dan pengalaman kita dalam goresan tinta. Dengan
menulis, kita juga memperkaya pengetahuan dan memberikan informasi kepada
banyak orang. Itulah kenginan yang lama diidam-idamkan Rita Wati, S.Kom.
Keinginan itu sudah lama terbesit sejak Beliau menginjakkan kakinya di
Yogyakarta tahun 2001. Ketika itu teman indekosnya telah menjadi seorang
penulis. Melihat temannya aktif menulis ada sesuatu yang mendorong dalam
hatinya untuk ikut menulis. Namun, Beliau tidak tahu harus dimulai dari mana,
dan mau menulis apa.
Tahun
2005 kembali terbesit lagi keinginan untuk menulis karena saat Beliau kuliah
sering diajak temannya untuk menjaga stand bazar buku. Sambil menjaga stand
sambil membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali. Beliau
mulai mencoba menulis cerpen dan puncaknya sudah memulai menulis novel sampai terkumpul
80 halaman. Tetapi masih malu untuk menunjukkan karyanya kepada orang lain.
Semasa
kuliah temannya sering meminjam komputernya. Untuk menjaga kerahasiaan
tulisannya agar tidak dibaca temannya, semua tulisan yang tersimpan di komputernya
diberi password. Itulah ketidakpercayaan dirinya saat itu. Karena tidak percaya
diri tulisannya dibaca orang lain. Akhirnya Beliau menghakimi dirinya sendiri bahwa
bahwa dia tidak bakat menulis.
Sebagai
mahasiswa komputer Bu Rita Wati mempunyai keinginan untuk memiliki jejak
digital. Kebetulan tahun 2005 blog sudah mulai boming. Akhirnya, dia membuat
blog walaupun kalau membuat blog harus pergi ke warnet. Itulah blog pertama dan
terakhir karena malas pergi ke warnet. Ternyata tidak terasa sudah lama Bu Rita
Wati tidak menulis di blog, karena merasa tidak berbakat menulis.
Keinginan
menulisnya muncul lagi sehingga tahun 2011 kembali menulis di blog. Bulan
pertama Beliau bisa memposting enam tulisan, bulan berikutnya semakin berkurang
hanya tiga tulisan dan blog dia tinggalkan kembali.
Tahun
2013 kurikulum baru dimana mata pelajaran TIK dihapus. Sebagai guru TIK Bu Rita
Wati ikut galau sehingga ketika ada lomba English Essay di UNDIKSHA dengan tema
Kurikulum 2013. Bu Rita Wati ikut menulis essay walaupun kemampuan bahasa
Inggrisnya pas-pasan. Beliau percaya diri yang penting bisa mengungkapkan
sesuatu yang menganjal di hati. Jika mata pelajaran TIK dihilangkan akibatnya
siswa akan mengalami buta teknologi. Walaupun ada yang mampu menggunakan
komputer jumlahnya hanya terbatas.
Dalam
lomba tersebut tidak disangka-sangka Beliau menjadi finalis, dimana hampir
semua peserta dari guru bahasa Inggris. Itulah prestasinya dalam menulis.
Namun, lagi-lagi itulah tulisan terakhirnya hingga benar-benar vakum sampai pandemi
datang. Blog yang Beliau miliki ibarat rumah yang telah ditinggal penghuninya
sekian lama, penuh dengan sarang laba-laba.
Hikmah
dari pandemi datang akhirnya datang juga. Tahun 2020 tepatnya bulan April awal
keaktifannya ngeblog. Untuk mengisi materi tetapi hanya bertahan tiga
postingan. Penyakit lama kambuh lagi selalu menghantuinya.
Pada
tanggal 27 April Beliau mengikuti Webinar dan kebetulan acara dibuka oleh Prof.
Unifah Ketua Umum PGRI Pusat. Dalam sambutannya menyampaikan jika ada pelatihan
menulis pesertanya dari seluruh Indonesia dan menyinggungpesertanya dari
Provinsi Bali masih sedikit. Sejak saat itu Beliau muai tertarik untuk join di
grup belajar menulis yang dipelopori Bapak Wijaya Kusuma atau dikenal dengan
Omjay. Padahal selama gelombang 1 samap 10 Beliau mendapat link untuk join grup
menulis karena Omjay selau mengshare di Group Elearning Guru TIK Bali. Namun,
baru bergabung belajar menulis di gelombang 10.
Saat
bergabung belajar menulis Beliau sudah telat sehari. Ada kebingungan di hatinya.
Ini grup pelatihanya lewat WhatsApp, hanya membaca teks di siang hari pada saat
bulan puasa. Sambil jalan melihat teman-temannya memposting tulisannya di grup.
Beliau mulai mengerti, jika setiap materi yang disampaikan, peserta harus
membuat resume dan posting di blog masing-masing.
Berkat belajar meresume di kelas belajar
menulis bersaama Omjay, Bu Rita Wati mulai aktif menulis resume, walaupun bukan
materi di kelas belajar menulis. Banyak hadiah yang diterimanya dari mulai
buku, termos, dan souvenir lainnya Beliau dapatkan dari acara lain. Bersama
berjalannya waktu, sampai kini Bu Rita Wati telah menerbitkan:
- Dua buku
solo
- Satu calon
buku duet bareng Prof. Eko dan sudah dinyatakan diterima tanpa revisi oleh
Penerbi Andi.
- Lima buku
antologi, dimana tiga antologi beliau menjadi kurator yaitu The
Meaningfull True Stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2.
Banyak
pelajaran berharga yang bisa kita ambil perjalanan menulis dari Bu Rita Wati,
S.Kom. Banyak hal yang Beliau lalui dengan pasang surut. Berkat kegigihan dan
semangatnya untuk menulis dapat kita jadikan motivasi untuk menjadi penulis
yang handal. Bagi kita yang tertarik dengan menulis, kita harus tetap berada di
komunitas menulis. Dengan berada dikomunitas menulis motivasi kita untuk
menulis tetap terjaga.karena pengaruh dari rekan-rekan sesama penulis. Ibarat
berteman dengan penjual minyak wangi kita akan kebawa juga wanginya. Kata bijak
dai RA Kartini “Nothing is impossible in this world what we look upon today
tomorrow may be accomplished fact”. Tidak ada yang mustahil di dunia ini apa
yang kita lihat hari ini, besok bisa jadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar