Insting Seorang Penulis
Seorang penulis harus banyak menggali informasi sebagai bahan tulisannya. Bagi penulis pemula, latihan dan terus latihan merupakan salah satu cara jitu menjadi seorang penulis yang produktif. Maka semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin banyak bahan yang bisa dijadikan tulisannya. Pada dasarnya, menulis sebuah keterampilan dan setiap orang memiliki keterampilan untuk bisa dikembangkannya. Dengan kata lain, menulis dapat dilatih dan dikembangkan melalui proses. Jadi, keterampilan menulis datangnya bukan secara tiba-tiba. Perlu latihan, ketekunan, dan keyakinan pada diri kita bahwa kita bisa menulis.
Untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan mudah diterima penerbit. Penulis harus memiliki insting tema buku yang disukai pembaca. Maka penulis hatus jeli tema apa yang sedang tren saat ini. Kerja sama dengan dengan penerbit sangat diperlukan. Seperti yang dikatakan Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbi Andi bahwa pentingnya komunikasi yang harus dijalankan antara calon penulis dengan calon penerbitnya, karena keduanya terkadang dalam cara pandang yang berlainan. Sebab pengamatan antara penulis dan penerbit berbeda.
Tugas Manajer Operasional adalah mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar, kemudian memberikan resume tema apa yang sedang menarik pasar pada saat itu. Kemudian memetakan pesaing, dan target penulis yang menjadi sasaran. Setelah resume ditemukan, langkah selanjutnya adalah mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang sedang dipelajarinya.
Memang, terkadang calon penulis justru mempunyai insting yang lebih tajam dari penerbit, sehingga sering terjadi penerbit tertinggal informasi dibandingkan dengan penulis. Hal inilah yang menarik, karena penerbit belajar dari data-data histori pemasaran sedangkan penulis terkadang telah melangkah lebih jauh dengan prediksi yang mungkin telah dipelajari sebelumnya. Penulis menguasai konten, sedangkan penerbit menguasai data pemasaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan link and match antara data history dan data trend ke depan. Penulis lebih ke konten yang dikuasai, sedangkan penerbit lebih banyak bobot pemasarannya.
Penulis memerlukan media untuk menyampaikan maksud dan tujuannya menerbitkan buku. Hal ini, yang menjadi kunci keberhasilan untuk dapat masuk ke dunia penerbitan. Disamping masalah pasar yang diperhitungkan, ada masalah idealisme yang dipegang oleh penerbit. Setiap penerbit mempunyai idealisme masing-masing, terkadang Penerbit secara alamiah akan tersegmentasi dalam kemampuan menelaah materi dan cara menjualnya.
Sebagai penulis dapat melihat pula histori hasil terbitan masing-masing penerbit untuk dapat memutuskan kemana calon terbitannya ditawarkan ke penerbit. Apabila kita mempunyai tulisan fiksi, penerbit yang kuat di pasar buku fiksi sebagai pilihannya. Sebaliknya apabila kita mempunyai tulisan non fiksi kita kirimkan ke penerbit yang kuat di pasar buku non fiksi.
Langkah mudah untuk pengenalan awal penawaran tulisan kita adalah dengan membuat proposal penawaran penerbitan buku terlebih dahulu. Proposal ini dapat kita kirimkan ke e-mail penerbit- penerbit yang menjadi sasaran kita. Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbi Andi mengatakan proposal yang kita buat harus berisi:
1.Judui utama buku
2. Sub judul jika diperlukan (sub judul ini memberikan penciri tersendiri untuk mempermudah pencarian tema). Biasanya judul utama dapat sama dengan judul-judul yang ditulis oleh penulis lain, sub judul ini sebagai ciri khas dari tulisan kita.
3. Outline lengkap naskah dalam bentuk bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya.
4. Target pasar sasaran tulisan kita, misalnya buku ini untuk guru, murid, atau orang tua, atau tulisan umum untuk semua lapisan masyarakat
5. Tulislah Curiicullum Vitae kita dalam bentuk narasi. Ini sangat penting untuk melihat kepakaran kita di bidang apa, atau menonjol di bdang apa. Hal ini, digunakan oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca penulis tersebut.
Setelah lengkap ke-5 hal tersebut, akan lebih afdol lagi jika kita sertakan satu bab sampel. Satu bab sampel ini akan ditelaah oleh bagian editorial, untuk melihat gaya penyampaian penulisan kita. Untuk melihat pemilihan kata atau diksi kalimat yang kita pilih, serta gaya penyampaiannya.
Untuk tema-tema tertentu gaya penyampaian ini sangat diperlukan, untuk dapat menggaet pembaca. Setiap pembaca mempunyai kecenderungan menyukai gaya tertentu dari penulisnya. Misalnya, penulis menggunakan kalimat-kalimat aktif akan lebih banyak disukai oleh pembacanya dibanding dengan kalimat-kalimat pasif. Kita tanpa sadar lebih banyak menggunakan kalimat pasif, karena saat kita skripsi, tesis, hingga disertasi 100 persen menggunakan kalimat pasif. Berbeda dengan gaya penyampaian di buku yang lebih powerfull jika menggunakan kalimat aktif.
Rata-rata penerbit memperlakukan proposal penerbitan buku kita sudah selayaknya naskah atau bakal buku yang akan terbit. Sehingga akan melalui beberapa reviu, dari proposal yang kita tawarkan. Di dalam Undang-undang perbukuan, tahap ini telah dibuat aturannya, sehingga setiap penerbit memang telah terstandarisasi mengikuti perundangan dari pemerintah tentang naskah dan buku.
Tahap yang penting selanjutnya adalah tahap check plagiasi, yang dilakukan oleh editor bahasa. Tahap ini akan meneliti seberapa besar kita melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Cek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor-editor yang berpengalaman. Hasil dari cek plagiasi berupa laporan derajat plagiasi, yang sebenarnya secara detail dilakukan saat telah diterimanya naskah untuk diterbitkan. Plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa memberikan sumber yang jelas. Sebaiknya kita jika menulis naskah, selalu cantumkan sumbernya untuk naskah non fiksi, sedangkan naskah fiksi tidak diperlukan sumbernya. Jika terjadi plagiasi dibatas ambang yang kita tentukan, naskah akan dikembalikan untuk dimohonkan dilakukan revisi.
Langkah akhir yang tidak kalah pentingnya, adalah membuat resume, abstract, atau calon sinopsi buku. Yang biasanya diletakkan di back cover buku. Sinopsis sebaiknya ditulis oleh penulisnya sendir. Jangan serahkan ke penerbit, karena penerbit biasanya tidak menguasai dengan detail materi.
Setelah buku dinyatakan diterima, jangan berhenti sampai di sini. Carilah endorsment-endorsement dari tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni di bidangnya atau pejabat masyarakat yang dikenal, artis, dan lain-lain yang mempunyai follower atau massa banyak. Hal ini, lebih ke strategi pemasaran buku ke depannya.
Pada akhirnya keberhasilan penulisan buku tergantung insting kita senidiri. Apalagi sampai lolos terbit tergantung dari usaha kita sendiri. Selain bisa menulis kita juga dituntut untuk memperhatikan ketentuan penulisan naskah yang diinginkan oleh penerbit dan pangsa pasar. Agar lebih mudah diterbitkan oleh penerbit besar, seperti Penerbit Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar