Rabu, 04 November 2020

Bukan Guru Biasa

Bukan Guru Biasa

Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD. atau dikenal dengan Cikgu Tere merupakan seorang guru yang profesional. Walaupun memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Disela-sela tugasnya sebaga guru dengan senang hati menularkan ilmumya terkait proses penulisan dan penerbitan buku. Topik yang diangkat, “Bukan Guru Biasa”. Alasannya karena yang mengikuti pelatihan belajar menulis gelombang 16 adalah guru-guru yang hebat dan luar biasa. Bahkan, layak menyandang predikat, “Bukan Guru Biasa”.

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pesserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama ini akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau ketrampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.

Saat ini, kita berada dalam masa pandemi. Di mana kita dipaksa untuk beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Dan pada setiap perubahan itu, pasti kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman. Akibat dari ketidakbiasaan tadi. Banyak guru di luar sana yang memilih untuk menyerah pada keadaan, dibandingkan dengan menciptakan situasi baru atau keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman. Hal ini, tentunya akan menjadikan situasi pandemi saat ini sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah. Namun, tak sedikit guru yang justru menemukan berkah dibalik musibah. Yang tadinya tidak mengerti dengan pembelajaran daring berbasis teknologi, sekarang sudah piawai menyelenggarakan kelas online. Bahkan, bisa mengajari rekan guru yang lain. Yang tadinya tidak bisa menulis buku, sekarang bisa menulis buku. Dan masih banyak kisah sukses lainnya.

Cikgu Tere awalnya merupakan seorang guru yang kebingungan dengan kondisi seperti saat ini. Sampai akhirnya, Beliau bergabung dengan grup WA pelatihan belajar menulis gelombang 4. Selama mengikuti kegiatan belajar menulis di gelombang 4, Beliau mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan terkait dunia menulis. Dimulai menulis resume sebagai rangkuman materi belajar, sampai menulis artikel untuk lomba. Bahkan, menulis bacaan  untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran dan menulis buku untuk berbagai kepentingan.

Banyak proses yang dilalui untuk dapat menulis artikel dan buku. Perlu jam terbang, konsistensi, dan kesadaran diri kita masing-masing. Cikgu Tere sendiri senang menerima tantangan yang diberikan oleh para narsum, seperti Bunda Lilis Sutikno yang menantang agar jadi peresume tercepat. Menulis buku dalam waktu seminggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit Andi.

Terkait jam terbang, ini adalah hal yang paling penting bagi seorang penulis. Terutama untuk mencegah terjadinya writter blocks. Bagi para penulis pemula, hal ini pasti sering terjadi. Apalagi jika kita termasuk orang yang menulis dengan mengandalkan mood / suasana hati. Menulis harus dilakukan di mana saja, kapan saja dan bagaimana saja caranya. Agar jam terbang kita terus meningkat.

Khusus untuk menulis buku, Cikgu Tere membagikan pengalamannya dalam menulis buku yang dirangkum dengan kata IDOLA :

  1. I artinya identifikasi topik menarik
  2. D artinya daftar semua judul luar biasa
  3. O artnya outline terperinci akan membantu
  4. L artinya lanjut menulis isi bab
  5. A artinya atur layout sesuai permintaan penerbit

Cikgu Tere kadang-kadang membuat keluarga dan sahabatnya heran karena Beliau selalu menyibukkan diri. Seringkali Beliau menghabiskan waktu berjam - jam untuk menulis. Bahkan, sampai lembur. Namun, bagi Beliau hal tersebut adalah hal yang biasa, karena Beliau merasa bahwa passion saya memang menulis.

Mengapa Cikgu Tere tertarik mengikuti kegiatan belajar menulis? Berikut ini adalah beberapa alasannya :

  1. Melakukan hobi

Sejak kelas 3 SD, Cikgu Tere sudah menulis cerita. Bahkan, buku sederhana yang dikliping / tidak diterbitkan. Semua dilakukan karena hobinya menulis.

  1. Mengupgrade skill menulis

Bergabung dengan penulis lain, membuat Cikgu Tere terus termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis.

  1. Mengekspresikan diri

Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas – luasnya.

  1. Jembatan meraih prestasi.

Menulis mendatangkan banyak manfaat, diantaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari menulis. Contoh apresiasi yang Cikgu Tere terima adalah : blogger inspiratif, penulis cerita mini terbaik, kreator artikel terbaik, penulis beberapa judul buku (indie dan mayor), Tim Reviewer dan Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasi, Tim pengembang konten artikel di Komunitas Belajar Guru Penggerak Kemdikbud. Semauanya itu  merupakan pencapaian terbesar dalam hidupnya, terlebih ketika Beliau sudah menjadi seorang guru. Terutama di masa pandemi seperti saat ini.

Selain itu, berkat menulis di blog, keterampilan menulis  Beliau terus menerus terasah. Akhirnya, tanggal, 1 Oktober 2020, Cikgu Tere mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar Kemdikbud sebagai Kreator Konten Artikel Terbaik dalam Lomba Pancasila Bakti 2020. Hadiahnya sangat besar yaitu 10 juta rupiah, dalam bentuk media pembelajaran.

Tidak ada seorang penulis yang langsung besar. Semuanya berawal dari penulis yang kecil dulu, Namun, lama kelamaan karya tulisnya akan dihargai orang, asalkan kita terus konsisten dalam menulis. Bisa di blog maupun di media sosial. Dan tak kalah pentingnya, bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran serta kritik dari para pembaca. Berlakulah sebagai pembaca tulisan kita sendiri ketika sudah selesai menulis, agar kita berlatih objektif. Sehingga tulisan akan tetap terjaga kualitasnya.

Cikgu Tere juga memberikan kiat sukses untuk meraih prestasi termasuk menerbitkan buku mayor sebagai berikut:

  1. Berpikir positif
  2. Tetapkan terget / fokus pada tujuan
  3. Maksimalkan potensi
  4. Miliki mindset pembelajar
  5. Ciptakan lingkungan yang mendukung
  6. Atur waktu seefektif mungkin

Menjadi penulis adalah sebuah jalan yang mulia dan harus kita tapaki penuh keyakinan. Karena menulis itu bukan hanya ajang pembuktian diri. Namun, sebagai jalan untuk berbagi inspirasi dan motivasi bagi orang lain. Marilah guru-guru hebat gunakan waktumu untuk bekarya dan berguna bagi orang lain. Sehingga kita pantas disebut, “Bukan Guru Biasa”. Cikgu Tere mengatakan, “Untuk dapat memantaskan diri menjadi bagian dari "Bukan Guru Biasa", hendaknya kita selalu melakukan 3 B yaitu: Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat karya nyata, dan bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain.”

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang ...